Monday, January 2, 2012


Struktur Baja Menara Eiffel

Menara Eiffel yang masuk kedalam 7 keajaiban dunia ini dalam bahasa Perancis disebut juga Tour Eiffel, yang merupakan sebuah menara besi yang dibangun di Champ de Mars di tepi Sungai Seine di Paris. Menara ini telah menjadi ikon global Perancis dan salah satu struktur terkenal di dunia. Lebih dari 200.000.000 orang telah mengunjungi menara ini sejak pembangunannya tahun 1889. Pengerjaan proyek tersebut dipemimpin oleh: Gustave Eiffel. Itulah mengapa Menara tersebut diberi nama Menara Eiffel, untuk mengenang jasa sangStructural Engineer nya. Gustave Eiffel dibantu oleh para insinyur Maurice Koechlin danEmile Nouguier, serta Stephen Sauvestre sebagai arsitek.

Rencana proyek dimulai pada tahun 1884. Karena banyak mengalami hambatan, pembanguan menara baru dimulai tahun 1887 dan selesai 26 bulan kemudian pada tahun 1889. Menara ini akan rencana akan dirobohkan setelah berlangsungnya pekan Pameran Dunia 1900. Akan tetapi, percobaan berhasil dari transmisi radio yang dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Perancis sebelum hari pemugaran akhirnya menyelamatkan Menara Eiffel.


Berikut adalah spesifikasi dari Menara Eiffel :

  • Bahan yang digunakan untuk konstruksi ini adalah : Besi baja dikaitkan dalam bentuk persilangan dari 18.038 biji yang diperkuat dengan 2.500.000 paku. Kerangka dari karya Gustave Eiffel ini tahan angin dan walaupun bahannya dari besi dan berat menaranya 7.300 ton.
  • Tinggi : dari tanah sampai tiang bendera, tingginya 312.27 meter pada tahun 1889, sekarang 324 meter dengan antenanya. Saat ini, berbagai perusahaan televisi Perancis memasang antena mereka di puncak Menara Eiffel.
  • Penerangan : "Gadis Besi" ini diterangi dengan 352 projektor 1.000 watts dan berkedip setiap sengah jam pada malam hari dengan 20.000 bola lampu dan 800 lampu disko. 
  • Jumlah tangga : 1.665 tangga bagi pengunjung yang senang olah raga. Ada 2 buah lift yang naik ke tingkat dua dimana bisa ditemukan berbagai toko suvenir.
Menara tersebut dimiliki oleh Pemerintah Daerah Paris dan dikelola oleh perusahaan swasta, "Société Nouvelle de l'Exploitation de la Tour Eiffel", kerangka besi ini direnovasi setiap 7 tahun sekali dan dicat dengan 50 ton cat. Renovasinya digarap olah pekerja yang manguasai olah raga alpinis dan akrobatis. Supaya membuat menara kelihatannya lebih hidup, 4 lampu laser xenon yang berkekuatan 6.000 watts berputar secara permanen di puncak menara.

Berikut adalah Gambar Rencana Pengerjaan Proyek Menara Eifel yang masih digambar secara manual (kiriman dari teman saya) :

RENCANA PROYEK MENARA EIFFEL 1-5 :

Gambar 1. Tampak Menara dari Samping
Gambar 2. Detail Pondasi yang akan Digunakan
Gambar 3. Detail Base Plate dan Sambungan
Gambar 4. Potongan Melintang

 Gambar 5. Detail Bracing dan Sambungan

RENCANA PROYEK MENARA EIFFEL 6- 10 : 

 Gambar 6. Detail Busur Melingkar dan Sambungan 

Gambar 7. Tampak Atas  

Gambar 8. Detail Tampak Samping

Gambar 9. Detail Menara Atas

Gambar 10. Detail Profil yang Digunakan

FOTO SAAT PENGERJAAN PROYEK BERLANGSUNG (11- 15) :

Gambar 11. Pekerjaan Galian untuk Pondasi

 Gambar 12. Pekerjaan Pondasi

 
Gambar 13. Ereksi Struktur Baja

Gambar 14. Ereksi Struktur Baja

Gambar 15. Detail Sambungan untuk Struktur Atas

FOTO PENGERJAAN PROYEK BERLANGSUNG (16- 20) :

Gambar 16. Menara Eiffel 20%

 Gambar 17. Menara Eiffel 40%

Gambar 18. Menara Eiffel 60%

Gambar 19. Menara Eiffel 80%

Gambar 20. Menara Eiffel 100%

Peralatan untuk metode konstruksi yang digunaan pun masih sangat sederhana, pada waktu itu belum memakai Tower Crane. Terlebih lagi perhitungan strukturnya yang masih dilakukan dengan manual, karena pada waktu itu belum ada software analisa struktur seperti SAP dan ETABS. Wajar kan... Jika menjadi 7 Keajaiban Dunia. Maka, sungguh beruntunglah para Engineer yang dilahirkan sekarang, dimana telah banyak alat bantu dan teknologi yang memudahkan kita untuk menganalis dan menghitung struktur bangunan.




    Seberapa Besar Keuntungan Kontraktor..?

    Sering kali kita dengar teman- teman atau sahabat kita yang berkata : “Wah, dah jadi kontraktor nih..!!” Kaya dong sekaraaang…” Nah, apa memang benar demikian…? Apakah gaji kontraktor itu memang sebesar itu..? Nah, sekarang coba kita bahas…. 

    Fakta yang akan diberikan adalah data rasio profitabilitas operational margin dan ROE (Return On Equity). Sebenarnya masih ada beberapa rasio profitabilitas yang lain, tapi  2 rasio itu dianggap cukup mewakili. ROE diambil karena ROE adalah indikator utama rasio profitabilitas. Maksudnya jika ROE baik maka rasio yang lain juga baik. ROE adalah tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. Rumus ROE = Laba bersih / Total Ekuitas (modal). ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani.


    Jika Kami bagi sample nya dalam 3 kategori pelaku utama proyek, yaitu : Kontraktor, Developer (Owner), dan Supplier/ Produsen. Khusus konsultan perencana atau Manajemen Konstruksi (MK) tidak Kami tampilkan, karena omset mereka kecil dan hampir tidak ada yang listing di bursa saham. Maklum, data- data ini diambil dari laporan keuangan salah satu broker di BEI (Bursa Efek Indonesia)

    Tidak ada metode statistik apapun yang dipakai selain rata- rata / average. Simpel aja, tinggal lihat data berbicara. Sample yang diambil pun tidak banyak, hanya beberapa yang mudah-mudahan mewakili. Nanti akan Kami bandingkan unsur rasio profitabilitas dengan data tingkat risiko yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis mereka. Kita lihat saja korelasinya. (Data dalam prosentase)

    Berdasarkan data- data di atas, dapat disimpulkan beberapa fakta berikut:
    1. Rata-rata operational margin, tertinggi adalah Developer dan terendah Kontraktor.
    2. Rata- rata ROE, tertinggi kontraktor dan terendah Developer.
    3. Operasional margin tertinggi adalah supplier semen, disusul depelover dan yang terendah adalah kontraktor swasta, supplier kabel, dan kontraktor BUMN.
    4. ROE tertinggi adalah produsen semen lalu supplier sanitair merk TOTO. Sedangkan ROE terendah adalah Produsen Aluminium merk INDAL, supplier keramik, dan Developer.
    5. Perusahaan paling stabil dan tinggi dalam meraih keuntungan adalah perusahaan  produsen semen dan supplier sanitair merk TOTO.
    6. Perusahaan yang tetap memberikan keuntungan cukup pada masa krisis keuangan global 2008 adalah Kontraktor BUMN, Supplier semen, supplier besi rakitan Lionmesh, Supplier sanitair merk TOTO, dan supplier kaca merk Asahimas.
    7. Perusahaan paling terpuruk selama masa krisis keuangan global adalah supplier kabel, supplier aluminium, supplier keramik, dan kontraktor swasta.
    Secara operational keuntungan kontraktor itu kecil. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya risiko yang terjadi pada kontraktor.  Penyebab lainnya yang mungkin adalah tingkat kompetisi yang begitu ketat. ROE lebih tinggi mungkin karena kontraktor tidak memerlukan modal yang cukup besar dalam menjalankan usahanya. Adanya uang muka dalam proyek menyebabkan tidak diperlukannya modal yang besar. Lebih tingginya rasio ROE juga bisa disebabkan adanya penghasilan lain- lain kontraktor tersebut. Walaupun lebih tinggi dari operational margin, namun ROE kontraktor masih di bawah rata-rata produsen.

    Kontraktor BUMN umumnya sudah mencadangkan biaya risiko (risk contigency) sekitar 2-5% tergantung dari analisis risikonya di luar keuntungan. Sehingga jika tidak ada risiko yang terjadi di luar dugaan atau risiko terkendali dengan baik, maka rencana keuntungannya relatif terjaga dikisaran 5-10%. Jika ada risiko tinggi yang terjadi, maka rencana keuntungan akan menurun bahkan merugi. Untuk kontraktor swasta, apalagi menengah ke bawah kemungkinan tidak mencadangkan. Sehingga ketika terjadi risiko tinggi  yang tak terkendali, kontraktor itu umumnya merugi dan rasio profitabilitas turun.

    Developer mendapatkan keuntungan operational tinggi (dilihat dari operasional margin) ternyata memiliki ROE yang rendah. Hal ini mungkin disebabkan  oleh beberapa sebab:
    1. Beban bunga bank yang cukup tinggi.
    2. Modal awal yang besar.
    3. Biaya lain-lain yang besar.
    Kebanyakan supplier / produsen profitnya cenderung stabil dan cukup tinggi. Hal ini bisa jadi karena mereka nyaris tidak tersentuh oleh risiko pelaksanaan proyek. Pesanan sudah standard atau sudah ada gambar yang jelas. Kecil kemungkinan salah produksi. Kecuali mungkin untuk produsen keramik dimana tingkat kegagalan produksi agak tinggi dan barang mereka agak rawan pecah atau cacat. Di samping bahwa mereka kadang- kadang memproduksi type keramik yang belum tentu laku di pasaran. Barangkali itu yang membuat profitabilitas mereka kurang baik / tidak stabil. Beda dengan semen yang tidak mungkin tidak terpakai kecuali proses handling tidak baik sehingga semen mengeras.

    Ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Kenapa produsen semen dan produsen TOTO menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi? saya cuma asal jawab aja bahwa produsen semen itu ada unsur Kartel. Ingat bahwa semen selalu langka pada akhir dan awal tahun, akibatnya harga melonjak tinggi. Lalu TOTO itu karena produknya bagus, dan belum ada kompetitor yang kuat bagi TOTO. Hampir semua spesifikasi perencanaan gedung menggunakan TOTO. Yah, agak monopoli harga (walau discount sampai 55%) tapi tidak 100% monopoli karena mereka memang menguasai pasar.

    Kami akan sampaikan suatu hasil penelitian yang memetakan tingkat risiko yang dipikul oleh pelaku proyek yang dihubungkan dengan tingkat kreatifitasnya.
    Umumnya konsultan memiliki risiko yang rendah kecuali konsultan arsitek. Ini kalau di luar negri lhoo…Kemudian kontraktor / subkontraktor M/E di level medium risk. Developer, kontraktor, dan Arsitek memiliki risiko yang tinggi. Saya rasa antara hasil penelitian dan kenyataan di lapangan sudah sesuai. Memang ternyata kontraktor itu tidak untung gede karena risiko yang tinggi dan minim ide kreatifitas.

    Jadi, Apakah Anda masih beranggapan kontraktor itu untungnya banyak? masih ingin mempertahankan opini Anda atau malah tertarik mau jadi supplier / produsen semen atau sanitair yang untung banyak dan anti krisis keuangan? hehehe…